Malam turun perlahan, membawa bintang-bintang redup yang menggantung di langit seperti harapan yang belum padam.
Rendi, Layla, dan Arkana masih di sekitar danau. Api unggun kecil mereka berpendar hangat, memantulkan cahaya pada wajah lelah namun damai.
Mereka tak bicara banyak malam itu, tapi keheningan di antara mereka... bukan canggung. Justru menenangkan.
Hingga Layla bersuara pelan. "Dulu... aku dibawa ke pulau ini waktu umur 14. Aku pikir itu semacam mimpi buruk yang nggak berakhir. Tapi ternyata, aku... dibuang ke sini."
Rendi menoleh cepat. "Dibuang?"
Layla menunduk, suara gemetar. "Keluargaku... mereka nggak tahan punya anak yang 'berbeda'. Mereka pikir aku kutukan karena bisa melihat makhluk-makhluk aneh sejak kecil."
Arkana menatap api. "Kita semua dibuang dalam bentuk berbeda."
Dia menarik napas panjang. "Aku adalah bagian dari eksperimen sistem sebelumnya. Aku diprogram buat patuh. Tapi suatu hari... aku memilih melawan perintah. Dan aku dihukum—dibuang ke Void."
Rendi menggenggam kedua tangan mereka. "Kalau begitu... kita bertiga adalah sisa-sisa. Tapi dari sisa-sisa ini... kita bisa jadi sesuatu yang lebih."
Layla memejamkan mata. "Rendi... apa kamu masih ingin kembali ke dunia asalmu?"
Rendi termenung sejenak.
"Aku nggak tahu. Dunia sana... mungkin cuma punya tubuhku. Tapi di sini... jiwaku hidup."
Arkana menatapnya. "Dan bersamamu... kami hidup juga."
Hening kembali. Tapi kali ini, terasa dalam.
> [Notifikasi Sistem: Tautan Jiwa Mencapai 80%]
Skill Gabungan Terbuka: "Soul Triad – Tiga Pilar Kebenaran"
Efek: Selama mereka bertarung bersama, kekuatan bertambah seiring kekuatan emosi. Skill musuh sistem akan tertunda selama 3 detik.
Tak ada yang menyadari notifikasi itu... tapi jiwa mereka merasakannya.
Malam itu, Layla tertidur bersandar di bahu Rendi, dan Arkana duduk di seberangnya, menjaga mereka berdua dengan pandangan tenang namun penuh makna.
Rendi memandang api yang perlahan mengecil.
Di tengah pulau yang gelap dan penuh ancaman ini...
Mereka menemukan cahaya.