Cherreads

Chapter 8 - Chapter VIII: Perjalanan ke Titik Resonansi dan Bayangan Hantu Masa Lalu

Kabar tentang anomali di menara komunikasi dan keributan di Distrik Bawah menyebar di istana seperti api liar, bercampur dengan bisikan-bisikan tentang pangeran muda yang menghilang semalam dan kembali tanpa penjelasan. Darron tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Tuduhannya yang melantur di depan dewan kini terdengar lebih meyakinkan bagi sebagian orang. Ia mulai melobi Raja dan para bangsawan, menuntut peningkatan langkah keamanan istana, penelusuran asal-usul anomali teknologi, dan, yang paling penting, penyelidikan terhadap "pengaruh asing atau tidak wajar" di dalam istana. Secara tersirat, ini adalah serangan langsung terhadap Kael.

Dan Darron tidak berhenti di situ. Merasakan bahwa Kael terlalu licin untuk ditangkap secara langsung, ia mengalihkan serangannya ke orang-orang terdekat Kael. Beberapa hari setelah insiden di Distrik Bawah, Darron berhasil meyakinkan Raja Elvoreth untuk memerintahkan audit mendadak terhadap kantor Penasihat Utama, Lord Valerian, ayah Aelira. Alasan resminya adalah "peningkatan keamanan data kerajaan" mengingat ancaman dari Astrion, tetapi Kael dan Aelira tahu itu adalah upaya Darron untuk mencari bukti yang bisa mengaitkan mereka dengan aktivitas mencurigakan, terutama penelitian mereka tentang Magitek kuno dan Astrion.

Kepanikan melanda Aelira. Di kantor ayahnya, ada catatan, tablet data, dan bahkan beberapa artefak Magitek kecil yang dia dan Kael teliti secara rahasia. Jika Darron menemukan itu, tidak hanya karir ayahnya yang hancur, tetapi mereka berdua bisa dituduh melakukan spionase atau pengkhianatan.

"Kita harus menyingkirkannya!" kata Aelira, suaranya bergetar saat ia bertemu Kael secara rahasia di taman. "Arsip itu... itu akan menghancurkan Ayah dan kita!"

> "Analisis situasi: Audit oleh Darron Valerian diprediksi akan dimulai dalam 4-6 jam," Arken menginformasikan. "Destruksi data fisik dan digital diperlukan. Rute akses ke kantor Lord Valerian: melalui koridor utara, memerlukan otorisasi tingkat menengah atau pengalihan perhatian penjaga. Durasi yang dibutuhkan untuk membersihkan area: minimal 30 menit dengan akses penuh."

>

Empat hingga enam jam. Tidak cukup waktu untuk menyingkirkan semuanya tanpa ketahuan. Kael berpikir cepat. Mereka tidak bisa menghancurkan semua bukti; beberapa arsip mungkin memiliki salinan terenkripsi. Mereka harus menyembunyikannya.

"Kita tidak bisa menghancurkan semuanya," kata Kael. "Kita perlu menyembunyikan yang paling berbahaya. Informasi tentang Astrion, data tentang Kristal Resonansi, dan catatan tentang Magitek yang di luar kurikulum resmi. Apakah ada tempat penyimpanan rahasia di kantor Ayahmu?"

Aelira mengangguk ragu. "Ada sebuah brankas tua... disembunyikan di balik panel dinding. Tapi kodenya hanya Ayah yang tahu."

"Kita tidak punya waktu untuk mendapatkan kode itu," kata Kael. Ia mengingat pengetahuannya tentang sistem keamanan era ini dari ingatan Arven dan analisis Arken. "Brankas tua kemungkinan besar menggunakan kunci mekanis atau segel Magitek dasar. Arken bisa membantuku membukanya, tapi aku butuh waktu dan privasi."

Mereka membuat rencana berani. Aelira akan kembali ke kantor ayahnya seolah tidak terjadi apa-apa, berpura-pura bekerja. Pada saat yang sama, Kael akan meminta bantuan Jenderal Solen untuk menciptakan "gangguan" militer kecil di dekat sayap istana tempat kantor Lord Valerian berada—sebuah latihan mendadak atau pergerakan pasukan yang akan menarik perhatian dan memecah konsentrasi penjaga yang ditugaskan Darron untuk mengawasi area itu. Sementara kekacauan terjadi, Kael akan menyelinap ke kantor dan mengakses brankas.

Misi itu menegangkan. Kael menyelinap melalui koridor yang terasa penuh bahaya, setiap bayangan terasa seperti mata Darron. Saat ia mencapai area kantor Lord Valerian, ia mendengar suara riuh dari luar—teriakan singkat perwira, langkah kaki berseragam, suara peralatan militer yang dipindahkan. Solen telah melakukan bagiannya. Penjaga di luar kantor tampak gelisah, perhatian mereka terpecah.

Kael menyelinap masuk ke kantor yang remang-remang. Aelira menunggunya di sana, wajahnya pucat pasi.

"Penjaga... mereka cemas," bisik Aelira. "Cepat, Kael."

Kael mengangguk, bergegas ke balik panel dinding yang ditunjuk Aelira. Arken memproyeksikan skema internal brankas di benak Kael—detail mekanisme kunci, resonansi Magitek segelnya. Menggunakan perangkat Magitek kecil yang ia modifikasi dari Nullifier Palm (disamarkan sebagai alat tulis), Kael bekerja dengan cepat dan hati-hati, memanipulasi kunci mekanis dan memutus aliran energi segel Magitek dengan presisi.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, terdengar bunyi klik pelan. Pintu brankas terbuka. Di dalamnya, tumpukan gulungan data, tablet, dan beberapa artefak kecil. Kael dan Aelira dengan cepat mengambil item yang paling berbahaya—kartu data yang merinci riset Kristal, catatan komunikasi dengan Jorik (dalam kode), dan beberapa artefak Magitek yang tidak terdaftar. Mereka memasukkan semuanya ke dalam tas kecil Aelira.

Saat mereka selesai, suara di luar mulai mereda. Gangguan Solen akan segera berakhir. Mereka harus pergi. Tiba-tiba, langkah kaki yang lebih berat dan cepat terdengar mendekat.

"Darron!" bisik Aelira panik.

Darron, tampaknya mencurigai sesuatu tentang "latihan mendadak" Solen yang mencurigakan di dekat kantor Valerian, bergegas untuk memeriksa. Kael dan Aelira hanya punya waktu untuk bersembunyi di balik tirai tebal saat pintu kantor terbuka dan Darron masuk, diikuti oleh beberapa penjaga yang loyal.

Darron mengamati ruangan itu dengan mata tajam. Ia berjalan mendekat ke area di mana brankas tersembunyi. Kael dan Aelira menahan napas. Darron menyentuh panel dinding, menggesernya sedikit. Brankas itu terlihat. Pintu brankas... sedikit terbuka.

Raut wajah Darron berubah dari curiga menjadi penuh kemenangan. "Apa ini?" katanya, suaranya tajam. "Brankas Lord Valerian terbuka? Ada apa di dalamnya yang harus disembunyikan?"

Ia melangkah maju untuk melihat lebih dekat. Saat itu, ia melihat pantulan gerakan di tepi penglihatan periferalnya—refleksi dari tas Aelira yang sedikit terlihat dari balik tirai.

"Siapa di sana?" seru Darron, mengacungkan tongkat yang dibawanya.

Kael tahu mereka tidak bisa bersembunyi. Ia meraih tangan Aelira, bersiap untuk apa pun.

Tiba-tiba, dari koridor di luar kantor, terdengar teriakan keras dan suara pertempuran.

"Jenderal Solen!" seru seorang penjaga. "Pasukan Morten! Mereka menyerang gerbang timur!"

Kekacauan meletus. Laporan serangan Morten—yang, seperti yang Kael curigai, mungkin dipicu oleh Astrion atau dimanfaatkan oleh mereka untuk mengalihkan perhatian—menyebabkan prioritas Darron berubah seketika. Melupakan brankas yang terbuka, ia bergegas keluar dari kantor, memanggil penjaganya.

"Ke gerbang timur! Cepat!"

Kael dan Aelira keluar dari persembunyian mereka, terengah-engah.

"Solen..." bisik Aelira, menyadari bahwa gangguan yang diatur Solen ternyata menjadi sangat nyata. Apakah Jenderal tahu ini akan terjadi? Atau apakah Astrion/Morten hanya memanfaatkan kesempatan itu?

Kael tidak yakin. Tetapi ia tahu Solen dalam bahaya. Dan inilah kesempatan mereka.

"Aelira, kau kembali ke kamarmu," kata Kael tegas. "Sembunyikan arsip ini di tempat yang aman. Aku akan mencari Jenderal Solen. Aku mungkin dibutuhkan."

Aelira ragu, tetapi ia tahu Kael benar. Ia harus melindungi data itu. Dengan anggukan cemas, ia pergi dengan tas kecil berisi informasi berbahaya itu.

Kael bergegas ke arah gerbang timur, di mana suara pertempuran semakin keras. Ia melihat Darron di kejauhan, memberikan perintah dengan panik. Aula istana dipenuhi prajurit yang berlarian dan staf yang ketakutan.

Ia menemukan Solen di dekat gerbang, memimpin pasukan Elvoreth yang kalah jumlah melawan unit-unit infanteri Morten yang didukung oleh beberapa unit Steel Phantoms. Pertempuran sengit berkecamuk. Unit penangkal Magitek yang dikembangkan Solen berdasarkan ide Kael memang efektif melawan Steel Phantoms, tetapi jumlah musuh terlalu banyak.

Kael melihat Solen bertarung di garis depan, menebas dengan pedangnya. Ia membutuhkan Kael—bukan sebagai prajurit, tetapi sebagai strategist.

"Jenderal Solen!" seru Kael, mencapai posisi komando Solen di belakang barisan depan.

Solen menoleh, wajahnya berlumuran keringat dan debu, matanya terkejut melihat Kael di sana. "Pangeran Kael! Kau seharusnya tidak di sini! Ini berbahaya!"

"Saya tahu," kata Kael. "Tapi saya punya informasi. Serangan Morten ini... mungkin bukan hanya serangan. Astrion ada di balik ini. Mereka mencoba mengalihkan perhatian kita. Atau mungkin mereka bahkan menggunakan ini untuk mengirim agen mereka masuk."

Solen menatap Kael, percaya pada intuisi pangeran muda itu. "Mengalihkan perhatian? Untuk apa?"

"Untuk mencari sesuatu di wilayah kita," kata Kael. "Sesuatu yang berharga. Mungkin di pegunungan dekat perbatasan. 'Proyek Nexus'. 'Titik Resonansi Primordialis'." Kael menggunakan istilah dari data card. "Agen mereka sudah ada di sini, Jenderal. Mungkin sudah menyusup saat kekacauan ini terjadi."

Wajah Solen menegang. Informasi ini mengubah seluruh konteks pertempuran. Itu bukan sekadar serangan perbatasan biasa. Itu adalah bagian dari operasi yang lebih besar.

"Kita tidak bisa mengusir Morten dan mencari 'Titik Resonansi' itu secara bersamaan," kata Solen. "Pasukan kita terbatas."

"Kita harus bertahan di sini," kata Kael, pikirannya berpacu, memproses data pertempuran yang ia lihat dan membandingkannya dengan simulasi Kaelvan 2050. "Morten hanya menguji kita, mencari titik lemah, atau mencoba mengikat pasukan kita di sini. Mereka tidak akan melancarkan invasi besar-besaran. Pertahanan kita cukup kuat untuk menahan mereka untuk sementara. Tetapi kita tidak bisa membiarkan mereka mencapai istana."

"Strategi?" tanya Solen, nadanya meminta arahan dari seorang strategist yang lebih unggul, meskipun Kael masih seorang anak.

"Fokuskan energi pada pertahanan gerbang timur," kata Kael. "Gunakan unit penangkal Magitek untuk menetralisir Steel Phantoms. Perintahkan unit kavaleri ringan untuk melakukan serangan mengapit di sisi utara—bukan untuk menyerang, tetapi untuk menciptakan ilusi pergerakan pasukan besar. Buat Morten berpikir kita memiliki cadangan yang siap mengepung mereka. Itu akan membuat komandan mereka ragu-ragu."

Solen mendengarkan, lalu mengangguk. Itu adalah taktik klasik, tetapi efektif. "Dan 'Titik Resonansi' itu?"

"Saya harus mencarinya," kata Kael. "Sebelum Astrion menemukannya. Itulah tujuan Astrion di sini. Sumber kekuatan itu mungkin kunci untuk menghentikan mereka."

"Kau tidak bisa pergi sendirian, Pangeran!"

"Saya tidak akan," kata Kael. "Saya butuh tim kecil. Loyal, bisa dipercaya, dan cepat. Di bawah komando Jenderal." Ia menatap mata Solen. "Saya butuh Jenderal untuk memimpin misi ini bersama saya."

Solen terdiam sejenak, memikirkan risiko. Meninggalkan komando di gerbang, pergi mencari sesuatu yang namanya saja baru didengar... Itu berbahaya bagi reputasinya, bahkan hidupnya. Tapi ia percaya pada Kael. Dan ancaman Astrion, hantu-hantu yang datang dari langit dan kini tanah, terasa lebih nyata daripada sebelumnya.

"Baik," kata Solen, tekad mengeras di matanya. "Saya akan memimpin tim. Tapi kau harus mengikutiku, Pangeran. Saya akan melindungimu."

Sementara pertempuran di gerbang timur berkecamuk, Darron masih berteriak perintah di dekatnya, tidak menyadari percakapan yang terjadi, General Solen dengan cepat memilih selusin prajurit terbaiknya—loyal, terampil, dan mampu menjaga rahasia. Ia memberikan komando sementara di gerbang kepada perwira kepercayaannya, dan tanpa menarik banyak perhatian di tengah kekacauan, ia dan timnya, bersama Kael, menyelinap keluar dari istana melalui gerbang belakang.

Mereka membawa perbekalan ringan, senjata, dan peralatan Magitek dasar. Kael membawa data card Astrion dan perangkat Nullifier Palm yang dimodifikasi. Arken memproyeksikan peta topografi area perbatasan pegunungan berdasarkan data pengintaian Shadow Flies, menandai lokasi potensial 'Titik Resonansi Primordialis' berdasarkan analisis Arken terhadap pola energi di wilayah itu.

Perjalanan dimulai di bawah langit yang kelabu oleh asap pertempuran di kejauhan. Mereka bergerak dengan cepat dan senyap melalui hutan di luar ibukota, menuju perbatasan pegunungan yang berbahaya. Setiap langkah adalah pertarungan melawan medan, potensi penyergapan oleh pasukan Morten yang berkeliaran, dan, yang paling mengkhawatirkan, agen-agen Astrion yang mungkin sudah berada di depan mereka, mencari hal yang sama.

Saat mereka memasuki kaki pegunungan, udara terasa dingin dan tipis. Pepohonan menjadi lebih jarang, digantikan oleh formasi batuan kasar dan gua-gua gelap. Di sinilah, menurut analisis Arken dan catatan kuno yang dikumpulkan Aelira, 'Resonansi Kristal' mungkin tersembunyi.

Mereka melihat tanda-tanda. Bukan hanya jejak hewan liar, tetapi juga jejak kaki boot yang tidak dikenal, coretan aneh pada batu yang dikenali Arken sebagai penanda navigasi Astrion, dan... fluktuasi energi samar yang tidak terlihat oleh mata manusia, tetapi terdeteksi oleh sensor Arken.

> "Deteksi anomali energi di depan," Arken memperingatkan. "Pola resonansi tidak sesuai dengan formasi geologis alami. Kemungkinan besar: aktivitas Magitek tingkat lanjut... atau keberadaan objek sumber energi tinggi."

>

Kael memberi isyarat kepada Solen, berhenti. Jantungnya berdebar. Mereka mendekat. Di depan, di antara bebatuan, ia melihat cahaya redup yang tidak wajar. Cahaya itu berdenyut perlahan, seolah bernapas. Dan di sekitar sumber cahaya itu, ia mendeteksi... tanda-tanda kehidupan.

Bukan hanya Astrion. Di antara bebatuan, di bawah cahaya redup itu, Kael melihat siluet seseorang. Seseorang yang ia kenal dari kilasan ingatan Arven yang dingin. Seseorang yang seharusnya tidak ada di sini.

Siluet seorang wanita dengan rambut diikat rapi dan postur tubuh yang elegan, meskipun berada di tengah medan yang kasar. Di sampingnya, beberapa agen Astrion berjaga.

Elara Vance.

Hantu dari masa lalu Arven, ilmuwan yang selamat dari kehancuran, kini berada tepat di depan matanya, memimpin Proyek Nexus di jantung wilayah Elvoreth.

Kael dan tim Solen bersembunyi di balik bebatuan, mengamati. Ketegangan mencekik udara. Mereka telah menemukan titik Resonansi Primordialis. Tapi Astrion dan Elara Vance sudah ada di sana. Pertarungan untuk menguasai kekuatan yang bisa mengubah nasib dunia baru saja dimulai, dan Kael, si pangeran muda dengan jiwa raja, kini berhadapan langsung dengan masa lalunya yang paling gelap. Melarikan diri atau menghadapi? Pilihan itu akan menentukan segalanya.

More Chapters