Cherreads

Chapter 1 - Memandangi Cewek Populer

Saat di sekolah, Angga terus menerus memandangi Devana, si cantik populer yang telah lama memikat hatinya. Devana sedang mengobrol bersama temannya Grisha dan Kayla, dan hampir satu kelas yang menyukainya. Saat Angga sedang melamun, tiba-tiba Devana berjalan kearahnya, dan Angga merasa jantungnya berdetak kencang.

"Hai, boleh pinjam pensil? tanya Devana dengan suara yang lembut, dan Angga merasa seperti sedang bermimpi.

"I-iya, boleh," jawab Angga sambil bergetar, dan Devana tersenyum manis sebelum mengambil pensil dari tangan Angga.

"Terima kasih," kata Devana, dan Angga merasa seperti sedang terbang di awan.

Bell istirahat pun tiba, dan Angga diajak sesekali bersama temannya untuk bermain. Faraz mengajak Angga dan Kafin untuk lomba yang paling sedikit nilainya dia kalah. Mereka pun setuju, dan saat bell masuk tiba, mereka pun memasuki kelas.

Setelah jam pelajarannya selesai, mereka bertiga pun ketemu dan saling melihat nilai masing-masing. Ternyata nilai si Angga yang paling sedikit, dan Faraz memberikan hukuman yang membuat Angga merasa takut.

"Kamu harus mengungkapkan cintamu kepada orang yang kamu suka," kata Faraz dengan suara yang tegas.

"T-tunggu dulu, jangan itu hukumnya," jawab Angga dengan suara yang gemetar.

"Tidak bisa begitu, hukuman adalah hukuman tidak bisa diganti. Jika kamu tidak mau, kamu tidak usah jadi teman kita lagi," kata Kafin dengan suara yang dingin.

Angga pun mengiyakan karena tidak ingin kehilangan temannya. Dengan jantung yang berdebar kencang, Angga menaruh surat di dalam loker Devana untuk dia menjumpai Angga sepulang sekolah di belakang gudang.

Bell pulang sekolah pun berbunyi, dan Angga langsung pergi ke belakang gudang untuk menemui Devana. Awalnya mereka diam-diaman, dan Devana pun mengatakan:

"Jangan canggung begitu, kan kita teman sekelas," kata Devana dengan suara yang lembut.

"I-iya, Devana aku sangat menyukaimu," kata Angga sambil melihat kearah Devana dengan mata yang penuh harapan.

"Kenapa kau menyukaiku?" tanya Devana dengan suara yang penasaran, dan Angga merasa seperti sedang berada di ujung tanduk.

Angga mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Aku menyukaimu karena kamu cantik, pintar, dan baik hati. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu."

Devana terdiam sejenak, dan Angga merasa seperti sedang menunggu vonis hidupnya. Akan tetapi, Devana kemudian tersenyum manis dan mengatakan.

More Chapters