Anaya mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah postingan di media sosial yang berisi foto Angga dan Devana dengan caption yang tidak benar. Foto itu diedit sedemikian rupa sehingga terlihat seperti Angga dan Devana sedang bertengkar.
"Lihat ini," kata Anaya dengan nada yang sinis. "Kalian berdua tidak seharmonis yang kalian pikir."
Angga merasa kesal dan tidak percaya. "Anaya, apa yang kamu lakukan?" tanya Angga dengan nada yang marah.
Devana merasa tidak nyaman dan memegang tangan Angga lebih erat. "Anaya, jangan lakukan ini," kata Devana dengan nada yang tegas.
Anaya hanya tersenyum dan memasukkan ponselnya ke dalam tasnya. "Aku hanya ingin menunjukkan bahwa aku tidak akan pernah menyerah," kata Anaya dengan nada yang dingin.
Angga dan Devana merasa tidak nyaman dan khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka berdua memutuskan untuk meninggalkan restoran itu dan mencari solusi untuk menghadapi Anaya.
"Kita harus melakukan sesuatu," kata Angga kepada Devana. "Aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan," jawab Devana dengan nada yang penasaran.
Tiba-tiba, Angga mendapat ide. "Aku punya rencana," kata Angga dengan senyum. "Apa itu?" tanya Devana dengan nada yang penasaran.
Angga tidak menjawab dan hanya tersenyum. "Kita akan lihat nanti," kata Angga dengan nada yang misterius.
Devana merasa penasaran dan percaya pada Angga. "Aku percaya padamu," kata Devana dengan nada yang lembut.
Angga dan Devana berpelukan dan berencana untuk menghadapi Anaya bersama-sama.