Cherreads

Chapter 2 - Chapter 2 — The Rogue Ascendant

Chapter 2 — The Rogue Ascendant

Malam menggantung berat di atas reruntuhan Tokyo. Angin berembus membawa bau darah dan debu, mengalir melewati jalan-jalan yang kini menjadi kuburan terbuka. Di tengah kehancuran itu, Ziza berdiri diam. Matanya—satu bersinar dengan aura glitch ungu—menatap langit yang retak.

Pasukan undead-nya berjaga dalam keheningan. Mayat-mayat bergerak lambat, seperti bayangan yang terperangkap waktu. Beberapa dari mereka masih mengenakan seragam pekerja, siswa, atau bahkan pakaian rumah. Tapi mata mereka kosong. Mereka tidak hidup, tidak juga mati. Mereka adalah perpanjangan dari kehendak Ziza.

"Apa aku sudah jadi monster?" gumamnya sendiri. Tidak ada jawaban. Tapi hatinya tahu: ia bukan lagi manusia biasa.

---

Langkah kaki mendekat. Tiga sosok muncul dari kabut. Mereka mengenakan armor hitam perak dan helm berbentuk V. Lambang lembaga global Ascension Authority terpampang di dada mereka. Seorang wanita, mungkin awal tiga puluhan, melepaskan helmnya, memperlihatkan rambut pendek perak dan wajah dingin yang tertempalah perang.

"Subjek teridentifikasi. Glitched Ascendant. Nama: Ziza. Umur: 17. Negara asal: Jepang," ucapnya datar. "Atas perintah otoritas dunia, kau akan dieliminasi."

Ziza tidak bergerak. Ia hanya menatap mereka, lalu berbisik, "Coba saja."

---

Pertempuran meledak dalam sekejap.

Salah satu agen menembakkan tombak energi—tapi sebelum menyentuh Ziza, seorang mayat melompat menahan serangan itu, tubuhnya hancur seketika. Tapi Ziza hanya mengangkat tangan. Tanpa kata, empat mayat lain naik dari puing-puing. Seolah tanah sendiri menjadi kuburan tak berujung.

"Sistemku tak bisa dibaca oleh kalian, kan?" kata Ziza pelan sambil berjalan.

"Apa kau bahkan tahu apa yang sedang kau jalankan?!" teriak agen wanita itu. "Itu bukan Ascension biasa! Itu korupsi sistem!"

Ziza tersenyum miring. "Sistem kalian gagal. Aku masih di sini. Keluargaku tidak."

Ia mengangkat tangan. Glitch menyebar dari jarinya, membentuk bentuk aneh di udara. Sebuah simbol muncul—pecahan kaca yang melayang, berdenyut. Ia menyebutnya: Shardbind.

"Bangkit."

Puing-puing di sekitarnya bergerak. Dari bawah aspal, muncul lengan-lengan. Bukan hanya mayat manusia—mutan, hewan hasil mutasi, bahkan serpihan makhluk Nullspawn ikut bangkit.

Salah satu agen menjerit, mencoba mundur, tapi pasukan Ziza seperti laut yang tak berhenti. Dalam waktu dua menit, ketiganya tenggelam dalam gelombang undead yang menghancurkan.

Ziza berdiri di tengah medan, napas berat. Pasukan undead-nya perlahan tenang. Ia menatap langit.

"Kalau mereka mau memburuku, maka biar mereka tahu: aku tak akan lari. Aku akan bangkit... lebih tinggi dari siapa pun."

---

Di balik layar dunia, sebuah tempat bernama Core Nexus menyaksikan segalanya. Ruang virtual berdinding cahaya, penuh dengan hologram dan angka. Di tengah ruangan, duduk sosok bertudung gelap, mengamati rekaman Ziza.

"Fragmen itu aktif..." bisiknya. "Dan Shardfather telah memilih pewarisnya."

Di tempat lain, sistem Ascension global mulai mengirimkan peringatan. Nama Ziza kini tercatat di daftar teratas Rogue Ascendant. Hadiah ditawarkan. Informasi tentangnya tersebar cepat.

Tapi tak ada yang benar-benar tahu...

Bahwa bocah 17 tahun itu sedang mempersiapkan perang.

Dan perang itu akan merobek realitas.

---

Di dalam reruntuhan sebuah kuil tua di Jepang utara, Ziza duduk bersila. Sekelilingnya sunyi, kecuali dengung listrik glitch yang menari di udara.

"Aku tak akan berhenti," katanya, sambil menatap tangannya yang bersinar ungu. "Kalau dunia ini rusak... biar aku yang mengatur ulang semuanya."

Dalam diam, di balik dunia, Shardfather tersenyum.

More Chapters