"BBRrAaakkk",Suara yang terdengar seperti petir di siang bolong ketika aku terjatuh dari tempat dudukku. Kelas yang sebelumnya ramai dengan obrolan dan candaan seketika sunyi, seperti waktu telah berhenti. Namun, tak lama kemudian, seisi kelas melanjutkan kegiatan mereka seperti tidak terjadi apa-apa. Bagi mereka, ini mungkin hanya kejadian biasa.
"Lihat, siapa yang terjatuh di sana!", teriak beberapa orang, membuatku merasa seperti tidak ada di sana.
"Hahaha, dia itu calon the Worst Knight, jangan seperti itu", mereka melanjutkan candaan dan tawa yang mereka buat sendiri.
Aku tidak menghiraukan ucapan mereka dan bergegas membenarkan posisi dudukku. Namun, tidak sampai di situ, mereka bertiga mendekat ke arahku dan salah satunya berbisik padaku, "Lebih baik kau pindah dari sini atau kau terima akibatnya".
Aku tahu bahwa itu bukanlah ancaman kosong, karena dia adalah Gohn Prist, satu-satunya pewaris tahta kerajaan Prist.
Setiap hari aku selalu gelisah, bukan karena takut, namun khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak kuinginkan. Pada hari ini, para murid akan belajar teori tentang cara menjadi kesatria sejati. Mungkin hari ini aku cukup beruntung karena tidak ada kejadian lain selain pada pagi tadi.
--12.00--
Setelah bel tanda pulang berbunyi, aku memiliki waktu luang untuk pergi ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku bertemu dengan Herine Joule, satu-satunya temanku di akademi ini. Dia seorang bangsawan biasa seperti aku, namun memiliki status yang lebih baik dan banyak teman.
"Apa aku boleh ikut denganmu?",tanya Herine dengan nada yang sangat pelan. Aku mengangguk dan kami berdua pergi ke Goa besar yang berada di bawah pepohonan. Aku berlatih berpedang dan mengayunkan pedang, sementara Herine hanya memperhatikan dari kejauhan.
Setelah 5 jam berlalu, aku memutuskan untuk menyudahi latihan pada hari ini dan mengantar pulang Herine yang sudah tidur terlelap. Hari ini adalah hari yang cukup menyenangkan karena aku bisa latihan bersama dengan temanku.
--18.30--
Manusia adalah makhluk paling sempurna di muka bumi ini,namun manusia juga makhluk tercacat di dunia.Bukan karena fisiknya,namun karena sifat dan perilakunya yang bisa saja lebih dari sekedar iblis.
Sesampainya aku di rumah, ayahku sudah menunggu di ruang makan. "Kau terlambat pulang, bahkan aku yang bekerja sudah pulang lebih awal", katanya dengan nada yang tidak menyenangkan. Aku hanya diam dan menunggu ibuku untuk memecahkan ketegangan.
"Kalian berdua, lebih baik kita makan sebelum makanannya dingin", kata ibuku dengan kelembutannya. Aku merasa tenang ketika ibuku berbicara, seperti semua masalah dapat terpecahkan.
Di meja makan, aku duduk di sebelah ayahku dan kakak-kakakku, Ray dan Jane. Ray menatapku dengan sinis dan berkata "kau tidak pantas duduk di meja makan ini,kau tidak berguna bagi keluarga ini".
Aku merasa sakit hati dengan kata-kata Ray, namun ibu segera membantahnya,"Ray, jangan seperti itu kepada adikmu.Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing".
Aku merasa lega ketika ibu membela diriku,berbeda dengan jane yang selalu bersikap netral seakan tidak terjadi apapun.
Namaku Joel Duke, dan aku akan melakukan apa saja untuk mencapai cita-cita yang sudah kuinginkan sejak dulu.
Menyetarakan Kedudukan.