Cherreads

Chapter 15 - Ujian diTengah Perjalanan

Namanya juga usaha baru, apalagi dijalanin anak-anak muda yang masih belajar, pasti ada aja tantangan. R-Tech Mini Garage mulai rame pelanggan. Tapi justru dari situ masalah mulai muncul…

Suatu hari, ada pelanggan pertama dari luar yayasan — seorang bapak pengantar galon yang datang minta servis ringan. Rangga, dengan percaya diri, ngerjain sendiri. Dicek oli, dibersihin karburator, dicek rem — standar lah. Tapi pas motor mau dihidupkan… nggak nyala.

Keringat dingin langsung turun.

"Kenapa nggak nyala ya…" Rangga ngedumel pelan.

Bapak itu mulai gelisah, "Tadi sih nyala, Dek."

Setelah dicek ulang, ternyata ada kabel koil yang nggak terpasang rapat. Untung ketauan, dan setelah benerin, motornya akhirnya nyala juga. Tapi sejak itu, Rangga jadi lebih hati-hati. Ia sadar: percaya diri itu penting, tapi tanggung jawab jauh lebih penting.

Masalah lain datang dari dalam tim. Beberapa temen yang dulu semangat bantuin mulai sibuk sendiri. Ada yang mulai cuek, ada yang bolos.

"Ngapain bantu-bantu terus, gak ada duitnya juga," kata salah satu dari mereka.

Rangga sempet ngerasa kecewa.

Tapi dia inget kata Abah waktu pelatihan:

> "Orang yang punya mimpi harus kuat jalan sendirian dulu. Nanti kalau waktunya tiba, yang benar-benar setia akan kembali bantu."

Malam itu Rangga duduk di depan bengkel kecilnya. Lampu kuning redup dari atas kepala bikin bayangannya panjang di tanah. Hatinya berat, tapi matanya tetap memandang ke depan.

"Aku nggak boleh berhenti," gumamnya pelan.

"Kalau dulu aku bisa bertahan di jalanan, masa sekarang nyerah cuma gara-gara masalah kecil?"

Dengan segala yang dia punya, Rangga terus jalan. Dia mulai bikin jadwal kerja sendiri, belajar ngatur waktu antara bantu pesantren, ngurus bengkel, dan belajar komputer dari Telin. Setiap malam, dia menulis catatan servis dan belajar ngitung pemasukan — kecil, tapi nyata.

Ujian demi ujian membuat Rangga semakin matang. Karena dia tahu, bengkel ini bukan cuma tempat servis motor, tapi tempat dia memperbaiki masa depannya sendiri.

More Chapters