Cherreads

Street Thug Alone In The City

RenRyohei
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
293
Views
Synopsis
Berkisah seorang siswa sekolah bernama Loid Willyson, siswa berandal yang sering membuat keributan dimana saja dia berada. Hingga suatu dikemudian hari Loid menemukan fakta bahwa dia anak dari penjahat ternama dikota. Loid yang menaruh dendam pada ayahnya sendiri berniat menghancurkan bisnis gelapnya menggunakan tangannya sendiri. By book cover!
VIEW MORE

Chapter 1 - Chapter 1 Loid Willyson

Hari ini adalah hari tahun ajaran baru disalah satu sekolah yang berada dikota Kyora, SMA Harrel Trinyng.

Nampak banyak muda mudi berkeluyuran dikoridor sekolah, mereka menyambut sekolah baru mereka sebagai tempat belajar lebih tinggi dari sebelumnya.

Namun semua kesenangan itu berubah sesaat setelah kedatangan seorang siswa dari kelas XI A, semua murid lain segera menyingkir lantaran siapa tahu murid tersebut.

Para murid lain, termasuk siswa kelas tiga terdiam melihat kedangan murid itu. Bahkan semua siswa baru saja yang menginjak kaki disekolah ini mau tak mau harus menghormatinya.

"Apa yang harus kami lakukan tuan muda?"

Salah satu dari banyak teman sekelas dibelakangnya bertanya, langkah apa yang harus mereka lakukan melihat banyak murid lain menatap hormat kepadanya.

"Hiraukan saja mereka!"

Ryoren Fallyra, murid yang begitu ditakuti oleh siswa lainnya lantaran dia sangat ahli dalam bertarung.

Tak cuma itu Ryoren memimpin geng motornya yang memiliki nama, Red Lion geng. Ryoren dikenal sebagai murid yang tampan dan kharismatik sebagai jenderal jalanan.

 Namun tiba tiba saja!

"Woi woi jangan menghalangiku brengsek!"

Terdengar suara tak sopan tak jauh dari sini.

Semua siswa lainnya segera mengalihkan pandangannya, alangkah kagetnya mereka murid yang berkata kasar itu nampak biasa biasa saja.

"Siapa dia?"

Tanya semua orang yang ada ditempat ini, mereka baru melihat ada remaja seperti itu disekolah ini.

"Nyalimu berani juga, kecoak kecil!"

Ryoren merendahkan remaja yang berada dibawahnya itu, Rroyen merasa dia tak perlu memberinya pelajaran atas tidak hormatnya terhadapnya.

"Siapa kau, sialan? Aku tidak mengenalmu?"

"Lebih baik kau singkirkan wajah menjengkelkanmu itu dari hadapanku!"

Tampak siswa yang memiliki tubuh lebih rendah dari Ryoren, tak cuma itu seragam sekolahnya tidak mengenakan dasi sekolah.

Layaknya berandal sekolah yang menentang aturan sekolah itu sendiri!

Dia Loid Willyson, siswa baru yang terkenal akan ketengilannya. Meski tubuhnya lebih pendek dari siswa lainnya, Loid seorang petarung jalanan.

Dengan pengalamannya menundukkan banyak siswa lainnya semasa SMP dulu, Loid merasa dia harus mencari tantangan lainnya seperti menantang murid yang lebih besar darinya.

"Kenapa kau diam saja brengsek? Cepat menyingkir dan jangan halangi jalanku!"

Loid mengangkat tangannya keatas, membuyarkan lamunan Ryoren yang tak menyingkir sejak tadi.

"Bos anak ini sudah keterlaluan! Dia tidak menghormatimu sebagai senior disekolah ini!"

Beberapa teman dari Ryoren yang berada dibelakangnya, merasa geram melihat siswa pendek itu merasa diatas angin.

Terlebih yang tidak dihormatinya merupakan siswa paling ditakuti oleh sekolah ini, mereka harus memberi jera pada remaja itu.

"Tidak perlu, biar aku saja memberinya tata krama dengan siapa dia berbicara!"

Kedua tangan Ryoren yang sejak tadi berada didalam saku celananya, seketika dia keluarkan seolah dia preman sekolah yang ditakuti.

Ryoren juga merasa terhina dia tidak dihormati olehnya, apalagi dia adalah siswa baru yang baru saja mengenal sekolah ini.

Ryoren mengangkat tangannya keatas, bersiap memberi peringatan kepada Loid untuk menghormati seniornya.

"Ingin berkelahi ya? Maaf aku tak sudi meladenimu!"

Loid yang merasa dia ingin dipukul oleh kakak kelasnya itu, segera menjauh darinya.

Loid tidak ingin membuat keributan ditempat ini mengingat statusnya sebagai siswa baru. Bukan berarti dia takut terhadap Ryoren, Loid menghiraukannya saja dan fokus melihat kelas barunya.

"Bangsat!"

Umpat Ryoren merasa terhina untuk kesekian kalinya, murid baru bertubuh kecil itu mempermalukannya dihadapan siswa lainnya.

Semua siswa lainnya tidak mempercayai apa yang mereka lihat, siswa baru itu mengacuhkan siswa ditakuti disekolah ini.

Dilihat dari penampilannya saja, siswa baru itu terbilang pendek dari Ryoren bahkan lebih pendek dari siswa lainnya.

Tetapi nyalinya patut diacungi jempol, dia tidak takut berhadapan dengan Ryoren yang bahkan mereka saja berfikir dua kali hanya untuk menyapanya saja.

"Tubuhnya boleh pendek dari kita tetapi dia sangat pemberani menerobos melewati tuan muda Ryoren!"

Bisik beberapa siswa lainnya kagum atas keberanian siswa baru tadi, mengingat mereka semua tingginya saja tapi takut berhadapan dengan Ryoren.

Ryoren juga putra dari pebisnis sukses dikota Kyora, tentu panggilan tuan muda pantas diterima. Apalagi Ryoren sangat berkuasa dan memiliki jaringan bisnis hingga keluar sana.

"Lain kali aku akan menendang anak kecil itu!"

Umpat Ryoren bersumpah akan menghajar siswa baru yang tak sopan menghormatinya, Ryoren akan melemparnya bahkan dia akan menendangnya.

"Ayo kita kembali ke kelas!"

Ryoren bersama rombongan gengnya berlalu melewati banyak siswa lain menuju kelas mereka.

Sementara itu dikelas X D!

Loid yang sudah tiba lebih dulu bahkan kelasnya pun kosong, Loid memilih duduk paling belakang dekat dengan jendela luar.

Loid melempar tas yang sejak tadi dia bawa dipundaknya, lalu Loid duduk diatas meja dengan satu kaki diangkat keatas.

"Sialan, kelasnya masih kosong! Seharusnya aku tidak terburu buru tadi!"

Loid mendengus kesal lantaran dia menyesal terburu buru, ditambah dia tiba paling dulu membuatnya jenuh tidak punya teman bicara.

Tak lama setelahnya, satu murid berkaca mata dengan terus menundukkan kepalanya kebawah. Dilihat dari bagaimanapun murid sekelasnya itu seperti murid pemalu dan pendiam.

"Ah akhirnya ada juga yang datang!"

Loid lega dia tidak sendiri, ternyata ada teman sekelasnya datang tak lama setelah dirinya tiba.

"Woi tiang listrik, jangan kebanyakan nunduk nanti tertabrak dinding tembok!"

Ejek Loid kepada murid teman sekelasnya itu yang duduk paling belakang, tapi berada ditengah tengah barisan meja.

Murid baru juga terdaftar dikelas ini juga, tak merespon ejekan murid yang duduk diatas meja itu.

Memang tubuhnya sangatlah tinggi bahkan Loid saja hanya sampai pada lehernya saja, tapi meski begitu dia adalah murid pendiam.

Tak terlalu tertarik untuk berteman apalagi diajak bicara, dia hanya senang membaca buku buku dibawanya.

"Sialan, tubuhnya saja tinggi tapi sangat pendiam!"

Loid geleng geleng kepala melihat teman sekelasnya itu ternyata murid pendiam.

"Siapa namamu?"

"Sean Hermorys!"

Sahut murid pendiam itu singkat lalu kembali membaca buku yang sempat tertunda.

"Yah, mulai sekarang kita berteman!"

Loid merekrut Sean sebagai temannya, meski dia pendiam tapi Loid yakin dia akan menjadi teman bergunanya.

"...!"

Tak ada respon!

Sean terus membaca menghiraukan murid bernama Loid yang sok merasa jagoan itu.

"Jangkrik jangkrik!"

Kutuk Loid yang diacuhkan sejak tadi oleh Sean.

Tak lama lagi, datang seorang murid yang juga terdaftar dikelas X D ini. Murid itu memiliki perawakan tinggi juga menggenggam ponsel mahal miliknya.

"Oke guys aku saat ini tiba dikelas baruku, kelas X D! Oke sampai sini saja dulu live kita hari ini, bye guys!"

Ucapnya sambil mematikan ponsel mewah nan mahal miliknya. Lalu murid itu planga plongo mencari tempat duduk ternyaman baginya.

"Sepertinya disana tempat yang pas?"

Dia lantas bergegas menuju tempat duduk paling tengah, juga kalau dia live maka dia dapat memperlihatkan seisi kelasnya.

"Ngapain sekolah bawa ponsel? Akan kulaporkan kau kekepala sekolah!"

Loid mengancam murid teman sekelas yang baru tiba itu membawa ponsel kesekolah, itu sama saja melanggar aturan sekolah.

"Siapa kamu? Jangan mengancam ngancamku!"

Murid yang memiliki nama Jack Neilysen, Jack juga seorang youtuber meski jumlah pengikutnya hanya lima ribuan saja.

Tapi Jack menganggap dirinya sebagai youtuber, masa bodoh dengan jumlah pengikutnya. Dia harus memperlihatkan kekayaannya bagi pengikut setianya.

"Yakin?"

Loid yang merasa tidak mempan mengancam Jack, segera turun dari meja tempatnya duduk.

Loid menendang Jack hingga tersungkur dilantai, layaknya cacing menggeliat kepanasan. Meski Jack lebih tinggi darinya, Loid dengan mudah melumpuhkannya tanpa harus susah payah.

"Ampun! Ampun!"

Ringis Jack kesakitan ditendang oleh Loid, kini dia sadar tidak boleh meremehkan Loid.

Walau tampangnya seperti anak anak yang baru menginjak remaja, tapi kekuatannya mampu membuatnya berteriak keras meringis ditendang olehnya.

"Simpan saja ponselmu itu dan jangan gunakan selama berada disekolah!"

Ancam Loid yang berbaik hati tidak melaporkannya kepada kepala sekolah.

"Jika tidak!

"Bang!"

Loid menendang Jack sekali lagi sebagai peringatan untuk tidak melanggarnya.

"Baik, baik! Ampun! Ampuni aku!"

Jack kembali meringis menahan sakit lantaran dia tidak bisa berbuat banyak menghadapi Loid yang lebih dulu menumbangkannya.

Setelah selesai memberi peringatan kepada Jack, Loid kembali duduk diatas mejanya sembari mengangkat satu kakinya keatas.

"Apa lihat lihat?"

Loid menatap Jack dan Sean yang meliriknya sejenak sebelum akhirnya memalingkan wajah mereka dengan ketakutan.

Meski mereka berdua unggul dari segi fisik, tapi tetap saja melihat Jack yang dibuat tersungkur dengan mudahnya oleh Loid.

Sean ragu untuk menghadapinya, apalagi dia hanya murid pendiam tidak berpengalaman berkelahi.

Lalu ketiga orang itu kembali fokus pada kesibukan mereka masing masing, terutama Loid duduk tenang diatas meja menunggu teman sekelas lainnya datang.