Arman mendaki bukit berliku menuju puri tua itu. Setiap langkah terasa berat, seolah tanah menolak kehadir
Puri itu sendiri tampak runtuh di beberapa bagian. Dinding-dindingnya ditumbuhi lumut hitam, dan gerbang besinya berdecit saat Arman mendorongnya masuk. Di dalam, lorong panjang dipenuhi lukisan-lukisan tua. Wajah-wajah di lukisan itu tampak seperti mengikuti gerakannya.
Arman menyalakan senter kecil. Di ujung lorong, ia menemukan sebuah pintu besar berukir lambang aneh: dua ular membeli sebuah matahari.
Ia membuka pintu itu, dan ruangan besar terhampar di depannya: ratusan lilin menyala di setiap sudut, termasuk altar batu di tengah ruangan. Di altar itu, tergeletak sebuah buku kulit tua.
Saat Arman meny
"Kau telah membangunkan kami..."
Lantai bergetar. Dinding berbisik. Sesuatu—atau banyak sesuatu —mulai bangkit dari kegelapan.