Cherreads

Penjaga Pedang

Huang_Leng
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
30
Views
Synopsis
Di dunia yang luas, kacau, dan dipenuhi pertumpahan darah karena perebutan kekuatan, legenda tentang "Penjaga Pedang" telah lama dilupakan. Ia bukan kultivator hebat. Ia bukan anak langit. Ia bukan penjahat, bukan pula pahlawan. Ia hanya pemuda biasa yang bertugas menjaga kuil tua di pegunungan purba, menyerahkan pedang suci kepada mereka yang ‘terpilih’. Namun, pedang-pedang itu tidak pernah salah memilih... dan setiap kali sebuah pedang diberikan, takdir dunia berubah. Pemuda itu? Ia hanya ingin sesuatu yang sederhana: sebuah keluarga kecil, tempat yang tenang, seseorang yang mencintainya apa adanya. Tapi dunia tidak membiarkan orang seperti dia hidup tenang. Ketika kultivator, sekte besar, iblis, hingga makhluk langit mulai memburunya, karena rahasia besar yang ia simpan tanpa sengaja... Apakah seorang Penjaga Pedang yang tak dikenal dunia bisa bertahan? Atau, justru... dia akan menjadi ancaman terbesar yang tak pernah disadari oleh Surga
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 – Penjaga Tanpa Nama

Sejak zaman kuno. Tersembunyi di balik kabut pegunungan purba, tak ada yang tahu siapa yang membangunnya, atau siapa yang pertama kali meletakkan pedang-pedang kuno di atas altar batu itu.

Namun satu hal yang selalu tetap: selalu ada seseorang yang menjaga.

Namanya Han Kai. Usianya dua puluh empat. Tubuhnya kurus berotot, berambut coklat pendek, mata sayu, mengenakan jubah hijau gelap usang yang sudah puluhan kali ditambal. Ia bukan murid sekte manapun. Ia bukan anak langit. Ia bukan siapa-siapa.

Setiap pagi, ia menyapu lantai batu kuil, menyeka debu dari pedang-pedang di altar, lalu duduk di tangga kuil menghadap ke lembah. Kadang membaca buku, kadang hanya diam.

Ia menunggu.

Karena itu tugasnya: menyerahkan pedang kepada orang yang 'terpilih'.

Namun, pedang-pedang itu tidak pernah salah memilih.

Dan dunia di luar kuil itu... semakin kacau.

Sekte besar saling bertarung. Ras Iblis menembus batas alam bawah. Alam Surga mulai bergerak, mengirim para Immortal ke dunia fana. Pilar reinkarnasi retak. Klan kuno terbangun dari tidur panjang.

Dan semua ingin satu hal: pedang di altar kuil itu.

Tapi untuk mendapatkannya, mereka harus melewati satu orang—Penjaga tanpa nama.

Hari itu, langit diselimuti awan kelabu. Angin membawa aroma darah. Seekor elang spiritual jatuh dari langit, tertancap jarum qi.

Han Kai mengangkat wajah. Ia tahu.

Seseorang datang.

Langkah ringan menyentuh tanah. Suara sepatu kain menghentak lantai batu kuil. Dari kabut, muncul sosok wanita muda berbaju merah darah, rambut dikuncir tinggi, mata tajam seperti pisau.

"Penjaga kuil," ucapnya. "Namaku Bai Lixue. Aku datang mewakili Sekte Darah Langit."

Han Kai tidak bangkit dari duduknya.

"Pergilah."

Bai Lixue menyipitkan mata. "Aku diutus untuk mengambil salah satu dari tiga pedang di altar itu. Sebagai upeti untuk ketua sekte."

Han Kai menghela napas pelan. "Pedang-pedang itu tidak bisa kau ambil. Kecuali kau 'terpilih'."

"Siapa yang memilih?" tantangnya.

Han Kai menatap lurus ke mata wanita itu.

"Pedangnya."

Hening. Angin bergulung. Pedang di altar bergetar ringan, seolah mendengar percakapan mereka.

Bai Lixue mendekat. Tangannya terulur ke arah pedang bermata hitam.

CLANG!

Dalam sekejap, Han Kai berdiri di depannya. Pedang ramping dengan gagang hijau di tangannya—Hei Qingjian. Tidak terlihat jelas kapan ia bergerak. Seperti ia melompat dari bayangan sendiri.

"Jika kau tetap memaksa, aku akan menganggapmu musuh."

Bai Lixue tersenyum dingin. "Kau... hanya Penjaga. Aku kultivator Core Formation. Kau pikir bisa menghentikanku?"

Han Kai tidak menjawab. Ia hanya melangkah maju.

Langkah itu... berat.

Angin berhenti. Awan tak bergerak. Daun-daun membeku di udara.

Satu langkah. Tapi bumi bergetar.

Bai Lixue melompat mundur. "Apa itu barusan?"

Han Kai mengangkat pedangnya.

"Namaku bukan penting. Aku hanya penjaga. Tapi jika kau melangkah satu jengkal lebih dekat, maka... aku akan bunuh kau."

Dan dunia tahu: penjaga itu... bukan sembarang penjaga.

Hari itu, darah pertama tertumpah di tangga kuil dalam seribu tahun terakhir.

Dan Han Kai menyadari satu hal: kedamaian tidak akan datang. Tidak untuknya. Tidak selagi ia menjaga pedang-pedang itu.

Dan takdirnya... baru saja dimulai.