Malam ketiga datang lebih cepat dari yang Rendi harapkan. Kabut ungu semakin tebal, dan suhu turun drastis. Ia dan Layla duduk berdekatan di balik tumpukan akar dan dedaunan yang mereka kumpulkan siang tadi.
Tapi rasa dingin bukanlah yang paling menakutkan.
Suara langkah berat—tidak seperti langkah kaki manusia—mendekat. Tanah bergetar pelan setiap kali makhluk itu bergerak. Rendi menahan napas dan mengintip keluar.
Seekor makhluk besar, setinggi dua meter, bentuknya seperti campuran serigala dan kabut, dengan mata merah menyala dan taring hitam yang panjang. Ia menyeret ekornya yang bercabang, menggores tanah dengan suara melengking.
> [Makhluk Terdeteksi: Void Hound Lv.3]
Status: Agresif | Bahaya: Tinggi
Peluang Bertahan: 23%
Saran: Hindari atau Tunda Pertarungan
"Terlalu dekat. Kita gak bisa lari," bisik Rendi ke Layla.
Layla menatap Rendi dengan mata yang meski ketakutan, percaya.
"Aku akan mengalihkan perhatiannya. Kau tetap di sini," kata Rendi pelan.
Sistem bersinar lagi dalam benaknya.
> [Misi Khusus Terpicu: Lawan Void Hound dan Bertahan Hidup]
Hadiah: Skill Aktif – Serangan Jiwa Lv.1
Penalty: Kematian Sistemik – Dihapus Permanen dari Sistem
"…Serius banget," gumam Rendi. Tapi dia tahu, inilah titik baliknya. Mundur, berarti mati.
Ia mengambil sebatang kayu tajam yang diasahnya siang tadi dan maju perlahan.
Void Hound mencium bau mereka. Ia meraung dan berlari ke arah Rendi.
"Sekarang atau tidak sama sekali!" teriak Rendi, melempar batu energi rendah ke arah kepala makhluk itu.
Batu itu meledak kecil, cukup membuat makhluk itu kehilangan keseimbangan.
> [Energi Jiwa Meningkat: 4/10]
[Skill Terbuka: Serangan Jiwa Lv.1]
– Menggunakan energi jiwa untuk menghantam langsung kesadaran lawan
– Efek: Stun 1-2 detik
– Biaya: 2 Energi Jiwa
"Serang!" teriak Rendi dalam hati.
Tangannya menghangat, dan semburat cahaya biru menyala di telapak tangannya. Ia meninju udara—dan cahaya itu menembak lurus ke arah Void Hound.
Makhluk itu terhuyung. Dua detik cukup.
Rendi menyerang dengan kayu tajam. Ia menargetkan mata, lalu leher. Sekali, dua kali, hingga makhluk itu mengerang keras—dan akhirnya roboh, tubuhnya berubah menjadi partikel kabut gelap yang larut ke tanah.
> [Void Hound Lv.3 Dikalahkan]
[Pengalaman Diperoleh: 300 EXP]
[Level Meningkat: Level 2]
[Stat Bertambah: +1 Kekuatan, +2 Vitalitas, +1 Kecepatan]
[Energi Jiwa: 2/12]
[Skill Baru: Naluri Tempur Lv.1]
Rendi terduduk, napasnya berat.
Layla keluar dari persembunyian dan memeluknya erat dari belakang. "Kau… luar biasa."
Rendi terdiam. Tubuh anak kecil ini lemah, tapi jiwanya? Jiwanya adalah jiwa petarung.
Dan kini, dia tahu satu hal penting: di pulau ini, kekuatan bisa diperoleh. Tapi semua harus dibayar dengan darah, luka, dan tekad.