Cherreads

Chapter 3 - Tiga Dewa Surgawi

Dalam Ruangan Yang Tak Terpahami Situasinya, Keheningan Setelah Beberapa Kata Dari Orang Yang Sedang Tiduran Di Bantal Melayang.

Alvis (Dalam Hati, Dengan Tenang): "Hahh, Ini Akan Melelahkan."

Setelah Kami Semua Masuk Kami Segera Berhadapan Dengan Tiga Orang Yang Terlihat Mencolok.

Chesesstia (Tersenyum Lembut, Dengan Tenang, Walau Ada Sedikit Ekspresi Lelah): "Kalian Semua, Saya Perkenalkan Mereka Bertiga Adalah..."

Sebelum Putri Menyelesaikan Kata-katanya Ada Seseorang Yang Menyelanya

??? (Dengan Nada Berwibawa, Dengan Sedikit Kesombongan): "Tiga Dewa Surgawi?"

Semua Orang Langsung Menatap Orang Yang Mengatakan Hal Tersebut.

Seiha Cukup Terkejut, Tetapi Kembali Tenang Dan Menganalisis Situasi.

Sementara Chronoa Sedang Terkejut Parah, Dan Menahan Keterkejutannya.

Kalau Aku, Aku Tidak Terkejut Aku Sudah Tahu Akan Hal Ini.

Aku Sudah Tahu Akan Kedatangan Mereka.

??? (Tersenyum Lembut, Dan Menatap Tiga Dewa Surgawi): "Hehe, Senang Bertemu Dengan Anda Bertiga Yang Mulia Dewa Surgawi."

Chronoa (Tersenyum Berwibawa, Dengan Ekspresi Serius, Dan Bingung): "Senang Bertemu Dengan Anda Juga, Boleh Saya Tahu Nama Anda?"

Zemhard (Tersenyum Lembut, Dan Menundukkan Kepala): "Tentu Saja Boleh Dewa Dimensi, Yang Mulia Chronovia. Nama Saya Zemhard Veo Zallheart, saya adalah salah satu pendeta Utama Dari agama Voileira"

Chronovia Sudah Lama Aku Tidak Bertemu Dengannya?

Chronovia Adalah Dewi Dimensi, Dia Adalah Manifestasi Dari Dimensi Itu Sendiri. Dia Dapat Melihat Masa Lalu, Masa Sekarang, Dan Masa Depan Secara Bersamaan.

Chronovia Memiliki Tubuh Yang Sempurna, Dan Postur Tubuh Yang Sempurna. Rambut Berwarna Biru Tua Yang Panjang, dijepit di belakang lehernya, dan sebuah Poni, dan dia memiliki mata heterokromatik merah dan biru. Dia lebih tinggi dariku yang tingginya 170cm, dengan tubuh yang tinggi, ramping, dan proporsional seperti model, dia memberikan kesan anggun dan mulia kepada orang-orang di sekitarnya.

Namun Ada Satu Hal Yang Kurang Dari Tubuhnya, Dibalik Kesempurnaan Tersebut, Itu Adalah... Dadanya. Dia memiliki dada yang Datar. jadi Karena Hal Itu dia sering di ejek oleh dewi Takdir Yaitu Fate.

Pakaiannya, yang diberikan kepadanya oleh (N/A), menyerupai pakaian Fate dan Ophis, dengan beberapa perbedaan penting, yang mungkin menutupi tubuhnya yang datar. Anehnya, dia memiliki jendela ke payudaranya, yang sebenarnya tidak ada.

Saat Itu Saat Chronovia Sedang Berbicara Dengan Zemhard.

Fate Dengan Perlahan Mulai Mendekati Alvis, Dan Sedikit Demi Sedikit Mulai Mendekat Dan Saat Sudah Dekat.

Fate (Berbisik Pada Alvis, Dengan senyum malas di wajahnya): "Seperti Yang kamu lihat dada Chron-chan belum tumbuh juga ya?"

Fate Adalah dewi yang mengatur takdir. Dia orang yang sangat menyebalkan, yang tidak mau bekerja kecuali diperintahkan langsung oleh Velshea Cosmos, Dewa Pencipta Kedua. Dia bahkan tidak suka berjalan, dan lebih memilih naik bantal terapung Atau Melayang. Dia Memiliki Impian Untuk menjadi NEET total.

Fate memiliki Mata berwarna ungu kemerahan, Rambut yang panjang dan berwarna ungu muda dan kuncir dua, kesannya lebih terlihat imut daripada cantik. Sama seperti dewi lainnya, ia mengenakan pakaian seperti jubah. Meskipun bertubuh pendek, ia diberkahi dengan banyak hal, Seperti Dadanya Yang Besar!!

Tampaknya Dia selalu memanggil hampir semua orang dengan sebutan -Chan.

Saat Itu Aku Hanya Menatapnya Dengan Datar.

Alvis (Dengan Datar, Dan Berwibawa): "Untuk Apa Kalian Kemari"

Setelah Chronovia Selesai Berbicara Dengan Zemhard, dia segera mendekat dan menjawab pertanyaanku.

Chronovia (Tersenyum Penuh Wibawa, Dan Dengan Sopan): "Kami Disini Untuk Melihat Pahlawan Kali Ini."

Seiha (Mengangguk Mengerti, Dan Berbicara Dengan Sopan): "Jadi Seperti Itu, Jadi Anda Dan Yang Lainnya Sudah Melihat Pahlawan Lainnya"

Chronovia (Mengangguk, Dan Dengan Senyum Lembut): "Benar."

Saat Itu Ada Satu Lagi Yang Mendekat, Dia Adalah Jivana Dewi Kehidupan.

Jivana tingginya sekitar 160cm, mengenakan jubah pendeta yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Rambutnya yang hijau disanggul dan terurai di depannya, Selalu Menutup Kedua matanya, sepertinya dia tidak perlu membuka matanya untuk dapat melihat.

Ukuran dadanya Sedikit Lebih Besar Dari Fate. Dia selalu tidur, Suka Tidur dan suka Bermeditasi, Walau sedikit bermasalah karena dia suka tidur, tapi dia memiliki ketenangan dan kelembutan yang luar biasa, namun saat dia bertarung Serius dia sering kali menghajar Lawannya dengan ekspresi kekejaman, dan dengan tinjunya.

Jivana (Menunduk dengan Anggun, Dan Dengan Senyum Lembut Dia Mengatakan): "Senang Bertemu Dengan kalian, Pahlawan-San"

Ternyata Dia masih memakai kata -San ya untuk memanggil orang lain.

Chesesstia, Raja, Dan Zemhard Tampak Terkejut karena Jivana yang menunduk.

Setelahnya Jivana Mengangkat kepalanya kembali dan melirikku Walau matanya masih menutup.

Jivana (Dengan telepati, Dengan Nada Lembut): "Alvis-San, Lama Tidak bertemu?"

Alvis (Dengan telepati, dengan tenang): "Lama Tidak bertemu juga."

Saat Itu Chronovia Mendekat dengan anggun dia duduk di kursi tamu.

Chronovia (Tersenyum Elegan, Dan Dengan Tenang dan sopan): "Para Pahlawan silahkan duduk di depanku."

Chronoa terlihat Kaget dan bingung, namun Seiha segera memberitahunya, lalu aku Segera duduk di kursi.

Aku Dan Chronovia sempat saling bertukar pandang.

Lalu Saat Itu Setelah Kami bertiga duduk di kursi, Chronovia mulai berbicara

Chronovia (Tersenyum Tenang, dan dengan tenang): "Baiklah para pahlawan kami ingin membahas sesuatu."

Chronovia membuat Sebuah kode untuk semua orang kecuali untuk kami bertiga dan dua dewi Surgawi, untuk segera keluar dari ruangan.

Setelah beberapa saat hanya tersisa kami berenam.

Aku, Chronovia, Fate, Jivana, Seiha, dan Chronoa.

Setelahnya Kami Berbincang-bincang Secara Serius, Dan mempelajari beberapa hal.

Kami akan membiarkan anda untuk memikirkan apa yang kami bicarakan.

----

Setelahnya, Beberapa Jam Setelahnya, kami mulai kembali ke kamar, dan tiga Dewa Surgawi Setelah berpamitan mereka menghilang entah kemana.

Saat Itu Chronoa Membaringkan Tubuhnya Ke Kasurnya.

Chronoa (Dengan Ekspresi Lega, Dan Lelah): "Hahhh, Fiuhhh, Lelahnya..."

Seiha Juga Tampak Lelah, Dan dia hanya sedang duduk di kasurnya.

Aku Segera Pergi ke Balkon dan melihat langit yang jauh.

Dunia ini penuh dengan hal-hal yang sangat besar, aku melihat sebuah pohon yang sangat besar pada masa kecilku.

Lalu aku bertemu dengan tiga anak kecil yang Seusiaku di samping pohon raksasa tersebut, kami adalah sahabat dari kecil, namun aku menyadari bahwa kami berbeda dan kami memang berbeda.

Mereka Bertiga berasal dari Ras yang aku anggap mitos yaitu dewa. Dan aku hanyalah manusia biasa.

Aku ingin sekali bertemu dengan mereka saat masih di bumi, mengenang masa laluku bersama mereka.

Tapi untunglah sekarang kami bertemu lagi. Aku tersenyum tipis dibawah sinar bulan yang indah.

Seiha menatapku dengan heran, melihatku Tersenyum untuk pertama kalinya.

Hmm, apa-apaan itu...

Aku baru saja melihat seorang manusia dengan sayap dan terbang.

Menurutku itu hal yang wajar, namun aneh juga sekarang sudah malam, dan malam di dunia ini berbeda, kenapa ada yang terbang di malam hari...

Alvis (Masih Tersenyum Tipis, Dan Dengan pelan): "The All-Transcending One..."

Aku menggumamkan hal yang aku temui di kepalaku, walau aku tidak tahu apa itu.

Saat Aku berbalik dan ingin masuk ke dalam kamar, karena di luar dingin, jadi aku Segera berjalan namun tiba-tiba.

Kepalaku sangat sakit dan pusing, aku tidak sempat berteriak, aku sudah kehilangan kesadaranku!!

Suara Orang Jatuh Pun terdengar dari luar Balkon...

----

Di Sebuah tempat yang tak dapat dipahami, sebuah kekosongan yang tak dapat dipikirkan, sebuah tempat yang tidak bisa dikategorikan sebagai tempat, itu adalah Diluar segala bahasa, Diluar cerita, Diluar narasi, Diluar Segalanya, Diluar realitas, dan segalanya, tidak itu ada didalam, tapi juga ada ditengah, dan Diluar, Melampaui Segalanya namun juga mencakup segalanya.

Sebuah Sesuatu dan sebuah hal yang tidak Terlukiskan.

Tidak dapat dipikirkan dan dipahami, tidak dapat dilukiskan, digambarkan, atau dikategorikan.

Tidak bisa dinamakan, tidak bisa dihancurkan, tidak bisa berubah namun berubah secara terus-menerus tergantung perspektif Makhluk yang lebih rendah.

Namun dalam gema dan sebuah firman, sebuah cahaya mulai memasuki dunia.

The All-Transcending One, apakah itu nama makhluk itu.

Tidak bukan... itu hanya nama panggilan oleh makhluk yang lebih rendah darinya.

Siapakah dia dan dia itu apa...

Apakah Dia yang disebut The Will One Dalam Mitologi kerajaan Hezteria, sebagai Tuhan yang menciptakan segalanya.

Tidak mungkin bukan...

Atau dia adalah The That One, makhluk yang disebutkan dalam Jurnal milik Dewa Virz.

Tidak, Mungkin dia The All In One And One In All, seperti yang pernah di mimpikan oleh Alvis, tentang sosok yang adalah semua dan semua adalah sosok tersebut.

Mungkin, namun apakah Sosok tersebut lebih cocok disebut I Am That I Am, seperti yang ada dalam Akashic Records, Miliknya.

Siapakah dia, aku tidak bisa memikirkannya lagi, aku tidak bisa memahaminya lagi.

??? (Murka Menghadap Kelangit, dan dengan berteriak): "KENAPAAAA, KENAPA AKU TIDAK BISA MEMAHAMIMUUUU"

Dalam kemurkaannya dia tersungkur lemas.

??? (Mulai Putus Asa): "Apakah usahaku yang menjelajahi Ruang-Waktu, Dan menjelajahi seluruh Kosmologi, seluruh bahasa, seluruh mitologi, mitos, dan sejarah, menjelajahi Dimensi, menjelajahi semua semesta, menjelajahi semua Syair dan ayat, Aku telah mempelajari segala teori, dan segala Cardinal, bahkan yang tidak ada aku jadikan ada, kenapa aku tidak bisa memahami sosok itu, Walau hanya satu persen"

Dia mulai tambah frustasi, dan mengacak-ngacak rambutnya yang berwarna hitam pekat layaknya malam.

??? (Tersenyum Gila, dalam kebingungan dan keputusasaan): "ahahahaha, Baiklah, Aku Akan memanggilmu dengan sebutan (N/A), aahahaha"

Dia tertawa seperti orang gila, tapi kemudian dia terjatuh, matanya putih tanpa pupil, apakah dia telah mati, mungkin saja.

Siapakah orang tersebut kenapa dia ingin memahami sosok yang dia sebut sebagai (N/A) Itu.

Entahlah....

-----

Di Sebuah istana yang megah, dan besar.

Di Sebuah ruangan, sepertinya itu ruangan kamar.

Terdapat anak laki-laki yang sedang tidak sadarkan diri.

Namun tiba-tiba...

Alvis (Dengan Bernapas, layaknya Kaget dan Terkejut, sampai lupa bernapas): "Hahhh, A-a-apa Itu Tadi."

Dia Segera Memegang Matanya, dengan satu tangan, merasakan sakit di matanya.

Chesesstia (Kaget, Menatap Alvis, Dengan Keheranan): "Ehh, Tuan Pahlawan..."

Alvis (Masih Merasakan Sakit Pada Matanya, Menatap Chesesstia Dengan Kesakitan): "putri Chesesstia, anda..., arhkk..."

Sebelum Menyelesaikan Kata-katanya dia merasakan sakit yang luar biasa.

Chesesstia (Bergegas Mendekati Alvis, Dan memegang mukanya, Dengan Lembut mengusap Kepalanya): "Matamu, Sepertinya Telah Berubah Menjadi Warna Emas..."

Alvis (Terkejut, Tercengang, Dan Kaget, bercampur Menjadi Satu): "Ehh... EHHHHH"

Aku Segera Berteriak Kaget saat Mendengar perkataan putri...

Chesesstia (khawatir, dan menatap Alvis dengan lembut): "Apakah kamu tidak apa-apa, kamu Pingsan waktu di Balkon, apa matamu sakit..."

Alvis (Mencoba Menenangkan Diri, dan dengan tenang): "Tidak apa-aoa, aku hanya pusing, namun mataku Sedikit sakit."

Chesesstia (Menatap Alvis Dengan Lebih khawatir, dan dengan lembut): "Baiklah Aku Akan Menyembuhkanmu segera... Heal..."

Setelah Putri Merapalkan mantranya, entah kenapa aku menjadi agak Cemas...

Dan Benar Saja Ternyata...

Alvis (Merasa sangat Sakit, dan Berteriak): "MATAKU, MATAKU..."

-------

— To be continued

More Chapters